KEPADA HATI AKU BERTANYA. Oleh : Wulan Dhany Dengan lirih aku berucap kepada sukmaku lebih mendekat. Berdialog dengan hati sendiri. Menyapa untuk mencari makna mesra dalam bahasa cinta. Wahai hati, dapatkah engkau hilangkan rasa ini? Rasa ini begitu kuat dan melekat. Hingga ku sebut itu adalah nikmat. Pada jiwa yang tengah rapi terbingkai dengan rona cinta. Aku lemah jika untuk menolak rasa. Tak sanggup pula aku melupa, sebentar beranjak Dan sedikit mencipta jarak. Mengalihkan sesuatu yang telah bertahta. Aku takkan bisa! . Tanpa terbata hatipun bersuara sungguh rasa yang telah hadir tidaklah mudah untuk bisa sirna, biarlah rasa ini akan tetap bertahta dalam dasar jiwa. Bukan!!! Bukan kepada hati dan waktu yang salah, karena cinta takkan bisa tenang sebelum mendapat singgahan ternyaman. Jadi, izinkalah aku tetap menyimpan rasa cinta ini untuk membawamu dalam ketenanangan wahai Tuanku. Hati, kenapa engkau begitu teguh untuk menyimpan cinta? Bukankah kau tau rasa cinta y
A ku cinta kamu, kamu cinta dia Karya : Ujad Mahardika Kudengar kabar tentangmu Kamu yang aku harapkan Kamu yang aku impikan Ternyata telah jatuh dalam pelukan Bukan padaku, tapi pada dia yang kamu inginkan Tak terpikir oleh ku Bahwa dengan memiliki cinta tanpa ungkap Tak akan cukup kalau kamu juga tak mengharap Cinta dalam diam hanyalah mengadu nasip atas segala harap Aku kecewa pada diriku sendiri Yang tak mampu mengungkapkan isi hati Pada kamu yang selama ini telah lama aku nanti Dan sekarang harus kudengar tentangmu Tentangmu yang selalu aku ingin tahu Yang tak pernah memikirkan tentangku Kau yang selalu memuja cintamu Aku yang merana karena konyol an ku Aku tak bisa berbuat apa-apa Berharap pada doa-doa yang selama ini di puja Kini hanya tinggal nestapa Hanya harap yang tak mungkin jadi nyata Aah Aku terlalu berharap kepada mahluk-Nya Hingga aku merasa sangat terluka Karena cinta yang berbalas duka Membuat isi hatiku hancur tak te