Akhirnya Selalu Ada bisa posting cerpen lagi. Baiklah dalam cerpen ini penulis ingin menceritakan tentang seorang Gita yang mencintai seorang cowok primadona di sekolahnya yaitu Fyan. Okelah gak perlu panjang lebar langsung aja simak ceritanya.
Kadang hal yang di harapkan berbenturan dengan kenyataan. Orang menganggapnya sebagai takdir. Disitulah perasaan bermakna,
salah satunya adalah cinta. Apa yang dialami Gita memang biasa terjadi pada manusia umumnya. Tetapi ini menjadi luar biasa, ketika ia merasa bahwa simpatinya sebagaimana pungguk merindukan bulan.
GITA
Sudah dua minggu ia memendam seribu rasa yang membuat jantungnya berdebar kencang saat melihat sang pujaan hatinya.
Tiba-tiba terdengar suara serak yang mengusik lamunan Gita.
"kita duduk disini aja. Ayo dong ceritain gebetan barumu," ucap hasan salah satu temennya Fyan.
"iya Yan, mumpung kita lagi ngumpul ni," tambah temannya lagi.
"masak lo main rahasiaan sama geng sendiri," tutur temannya lagi.
Mendengar suara itu Gita mendadak gugup. Gita nyaris gak bergerak. Menyadari cowok tampan yang sedang ditaksirnya itu ada di meja belakangnya. Saat Fyan sedang barengan sama teman-teman nya aja Gita udah nervous (sok-sok pakek bahasa gaul segala, sebenernya gak tau artinya he he he . .) Apa lagi sekarang Gita sedang sendirian. Tapi sekarang rasa ingin tahunya semakin besar. Dan apa lagi mereka sedang ngomongin gebetannya Fyan. Wah . . Wah . .
"jadi bener nih, dia tinggal di jalan Tumbuhan?". Tanya temen Fyan.
Gita nyaris tersentak.
"Bukankah itu jalan tempat Gue tinggal. Jalan itu kan kecil jadi gue kenal hampir semua penghuninya. Kayaknya nggak ada yang seumuran sama gue dan rata-rata sudah kuliah dan kerja". Gumamnya dalam hati. Rasa ingin tahunya semakin memuncak.
"iya, anak kelas satu juga. Aku memang naksir sama dia. Soalnya dia manis banget, pintar dan baik lagi. Pasti banyak saingannya. Makanya aku jaga jarak biar dia penasaran". Suara Fyan terdengar riang.
Jantung Gita berdegup kencang.
"Gue yakin, selain gue gak ada anak kelas satu SMA yang tinggal di jalan itu. Kalau masalah kecerdasan otak, Gue memang selalu jadi juara satu sejak semester pertama. Mungkin yang dimaksud Fyan itu bener-bener gue". Pikirnya dalam hati.
"wah, play boy satu ini sudah bertekuk lutut. Trus kapan dong kamu nembak dia?". Suara teman Hasan mendesak Fyan.
"oh my god". Gita nyaris menahan napas.
"eh, ngomong-ngomong siapa namanya?" tanya teman nya lagi.
"Gita". Jawab Fyan.
Kali ini Gita nyaris gak mampu menahan diri. Ingin rasanya ia melompat dan berteriak, kalau saja gak ingat dimana ia berada sekarang. Ini benar-benar keajaiban. Fyan naksir dia.
"Berita ini wajib gue sebarkan ke temen-temen nih". Ucap Gita.
***
Sekian dulu ceritanya. Mungkin terlalu sedikit, soalnya cuma pakek Hp dan Insya Allah akan ada sambungannya.
Kritik dan saran yang ku harapkan untuk melengkapi segala kekurangan.
Kadang hal yang di harapkan berbenturan dengan kenyataan. Orang menganggapnya sebagai takdir. Disitulah perasaan bermakna,
salah satunya adalah cinta. Apa yang dialami Gita memang biasa terjadi pada manusia umumnya. Tetapi ini menjadi luar biasa, ketika ia merasa bahwa simpatinya sebagaimana pungguk merindukan bulan.
GITA
Sudah dua minggu ia memendam seribu rasa yang membuat jantungnya berdebar kencang saat melihat sang pujaan hatinya.
Tiba-tiba terdengar suara serak yang mengusik lamunan Gita.
"kita duduk disini aja. Ayo dong ceritain gebetan barumu," ucap hasan salah satu temennya Fyan.
"iya Yan, mumpung kita lagi ngumpul ni," tambah temannya lagi.
"masak lo main rahasiaan sama geng sendiri," tutur temannya lagi.
Mendengar suara itu Gita mendadak gugup. Gita nyaris gak bergerak. Menyadari cowok tampan yang sedang ditaksirnya itu ada di meja belakangnya. Saat Fyan sedang barengan sama teman-teman nya aja Gita udah nervous (sok-sok pakek bahasa gaul segala, sebenernya gak tau artinya he he he . .) Apa lagi sekarang Gita sedang sendirian. Tapi sekarang rasa ingin tahunya semakin besar. Dan apa lagi mereka sedang ngomongin gebetannya Fyan. Wah . . Wah . .
"jadi bener nih, dia tinggal di jalan Tumbuhan?". Tanya temen Fyan.
Gita nyaris tersentak.
"Bukankah itu jalan tempat Gue tinggal. Jalan itu kan kecil jadi gue kenal hampir semua penghuninya. Kayaknya nggak ada yang seumuran sama gue dan rata-rata sudah kuliah dan kerja". Gumamnya dalam hati. Rasa ingin tahunya semakin memuncak.
"iya, anak kelas satu juga. Aku memang naksir sama dia. Soalnya dia manis banget, pintar dan baik lagi. Pasti banyak saingannya. Makanya aku jaga jarak biar dia penasaran". Suara Fyan terdengar riang.
Jantung Gita berdegup kencang.
"Gue yakin, selain gue gak ada anak kelas satu SMA yang tinggal di jalan itu. Kalau masalah kecerdasan otak, Gue memang selalu jadi juara satu sejak semester pertama. Mungkin yang dimaksud Fyan itu bener-bener gue". Pikirnya dalam hati.
"wah, play boy satu ini sudah bertekuk lutut. Trus kapan dong kamu nembak dia?". Suara teman Hasan mendesak Fyan.
"oh my god". Gita nyaris menahan napas.
"eh, ngomong-ngomong siapa namanya?" tanya teman nya lagi.
"Gita". Jawab Fyan.
Kali ini Gita nyaris gak mampu menahan diri. Ingin rasanya ia melompat dan berteriak, kalau saja gak ingat dimana ia berada sekarang. Ini benar-benar keajaiban. Fyan naksir dia.
"Berita ini wajib gue sebarkan ke temen-temen nih". Ucap Gita.
***
Sekian dulu ceritanya. Mungkin terlalu sedikit, soalnya cuma pakek Hp dan Insya Allah akan ada sambungannya.
Kritik dan saran yang ku harapkan untuk melengkapi segala kekurangan.