KEPADA HATI AKU BERTANYA.
Oleh : Wulan Dhany
Berdialog dengan hati sendiri.
Menyapa untuk mencari makna mesra dalam bahasa cinta.
Wahai hati, dapatkah engkau hilangkan rasa ini?
Rasa ini begitu kuat dan melekat.
Hingga ku sebut itu adalah nikmat.
Pada jiwa yang tengah rapi terbingkai dengan rona cinta.
Aku lemah jika untuk menolak rasa.
Tak sanggup pula aku melupa, sebentar beranjak Dan sedikit mencipta jarak.
Mengalihkan sesuatu yang telah bertahta.
Aku takkan bisa! .
Tanpa terbata hatipun bersuara sungguh rasa yang telah hadir tidaklah mudah untuk bisa sirna, biarlah rasa ini akan tetap bertahta dalam dasar jiwa.
Bukan!!!
Bukan kepada hati dan waktu yang salah, karena cinta takkan bisa tenang sebelum mendapat singgahan ternyaman.
Jadi, izinkalah aku tetap menyimpan rasa cinta ini untuk membawamu dalam ketenanangan wahai Tuanku.
Hati, kenapa engkau begitu teguh untuk menyimpan cinta?
Bukankah kau tau rasa cinta yang kau simpan terkadang membuat aku bimbang.
Karena cinta ini hadir setelah aku dalam ikatan yang lain
Lantas dengan cara apa aku menolak rasa ?
Sedangkan diri sudah Terlanjur sayang.
Dan hati bagai terpatri oleh tulusnya rasa.
wahai engkau tuanku jangan mencoba menolak rasa.
Karena hadirnya itu yang kau sebut bahagia.
Bukankah yang kau cari itu kebahagiaan bukan suatu kesalahan.
Karena cinta memang tak pernah salah.
Cinta tau di mana ia harus singgah dan bertahta. Bahkan Cinta berani berperang jika sesuatu Ada yang menghalang.
Wulan Dhany